NAT
(Network Address Translation) pada Router MikroTik
Belajar Mikrotik akhir-akhir ini menjadi salah satu kesibukan liburan
semester saya. Disamping ingin memenuhi salah satu target saya ditahun 2008, ketertarikan saya untuk belajar Mikrotik juga didasari
adanya permintaan teman untuk membantunya dalam proses skripsinya. Target awal
nggak muluk-muluk deh, cukup sharing internet (NAT), selanjutnya ingin saya
lanjutkan dengan load balancing, yang rencananya akan dibuat bahan skripsi Anyikku.
Pertama, kita perlu sedikit bahas
dulu apa itu NAT? terus apa kegunaan dari NAT itu sendiri?
NAT kependekan dari (Network Address Translation), berfungsi untuk
menerjemahkan atau mentranslasikan IP address Private ke IP address Public.
Kenapa harus di translasikan ke IP Public?
Kita tahu, ada dua jenis IP address yaitu IP Private dan IP Public. IP yang di
kenal oleh
internet atau yang bisa berinternet adalah IP Public. Kalo hanya ada satu IP
Public tapi ada banyak PC yang ingin terkoneksi internet, bagaimana solusinya?
Maka dari itu NAT dibutuhkan. Misal kita mempunyai konfigurasi jaringan sbb:
IP Private dan IP Public di atas
hanya sebagai contoh, sesuaikan dengan IP Anda.
Keterangan Skema :
– PC Router Mikrotik dengan 2 ethernet card yaitu (publik) dan (local)
– Switch/Hub
– 3 PC sebagai Client masing-masing memiliki 1 ethernet card
Alokasi IP Address
PC Router Mikrotik
Ket:
eth0 = ethernet card 1 (Publik)
IP Address : 202.159.xx.xxx
Netmask : 255.255.255.252
Gateway : 202.159.xx.xxx
DNS 1/2 : 202.159.xx.x/202.159.xx.x
eth1 = ethernet card 2 (Local)
IP Address : 192.168.0.30/27
Gateway : 202.159.xx.xxx (gateway ISP)
PC Client
Client 1 – Client n, IP Address : 192.168.0.n …. n (1-30)
Contoh:
Client 1
IP Address : 192.168.0.1/27
Gateway : 192.168.0.30 (ke PC Router Mikrotik)
Client 2
IP Address : 192.168.0.2/27
Gateway : 192.168.0.30 (ke PC Router Mikrotik)
Client 3
IP Address : 192.168.0.3/27
Gateway : 192.168.0.30 (ke PC Router Mikrotik)
Ini Ada Sedikit Catatan :
Bahwa angka dibelakang IP Address, (/27) sama dengan nilai netmasknya. Untuk
angka (/27) nilai netmasknya sama dengan (255.255.255.224). Sedangkan netmask
yang Saya dapat dari ISP (255.255.255.252) nilainya sama dengan (/30).
Untuk SubNetmask blok IP Address kelas C, selengkapnya dapat dijelaskan sebagai
berikut :
———————————-
Subnetmask kelas C
———————————-
255.255.255.0 = 24 -> 254 mesin
255.255.255.128 = 25 -> 128 mesin
255.255.255.192 = 26 -> 64 mesin
255.255.255.224 = 27 -> 32 mesin
255.255.255.240 = 28 -> 16 mesin
255.255.255.248 = 29 -> 8 mesin
255.255.255.252 = 30 -> 4 mesin
255.255.255.254 = 31 -> 2 mesin
255.255.255.255 = 32 -> 1 mesin
———————————-
Sebelum Anda melakukan installasi,
jangan lupa Anda memilih Paket Mikrotik yang Anda butuhkan nantinya. Sesuaikan
dengan kebutuhan Anda.
Proses installasi mikrotik tidak memakan waktu yang lama, sesuai dengan
banyaknya paket yang akan anda install, normalnya tidak sampai 15 menit jika
lebih berarti kemungkinan gagal, ulangi dari awal. Setelah proses installasi
selesai maka kita akan diminta untuk merestart system, tekan enter untuk
merestart system.
Setelah proses instalasi selesai,
maka akan muncul menu login dalam modus
terminal, kondisi sistem saat ini dalam keadaan default.
Mikrotik login = admin
Password = (kosong, langsung tekan enter saja)
Setelah login, cek kondisi interface
atau ethernet card.
Melihat kondisi interface pada
Mikrotik Router
[admin@Mikrotik] > interface print
Flags: X – disabled, D – dynamic, R – running
# NAME TYPE RX-RATE TX-RATE MTU
0 R ether1 ether 0 0 1500
1 R ether2 ether 0 0 1500
[admin@Mikrotik]>
Jika interfacenya ada tanda X yang
berarti (disabled) setelah nomor (0,1), maka periksa lagi etherned cardnya,
seharusnya R yang berarti(running).
Setting IP Address, Gateway,
Masqureade dan Name Server
Bentuk Perintah konfigurasi
Misalkan ether1 akan kita gunakan untuk koneksi ke Internet dengan IP
202.159.xx.xxx dan Local akan kita gunakan untuk network LAN kita dengan IP
192.168.0.30 (Lihat topologi dan konfigurasi di atas.
[admin@Mikrotik] > ip address add
address=202.159.xx.xxx netmask=255.255.255.252 interface=ether1
[admin@Mikrotik] > ip address add address=192.168.0.30
netmask=255.255.255.224 interface=ether2
Melihat konfigurasi IP address yang
sudah kita berikan
[admin@Mikrotik] >ip address print
Gateway
Bentuk Perintah Konfigurasi
Memberikan default Gateway, diasumsikan gateway untuk koneksi internet yang
diperoleh dari ISP adalah 202.159.xx.xxx
[admin@Mikrotik] > /ip route add
gateway=202.159.xx.xxx
Melihat Tabel routing pada Mikrotik
Routers
[admin@Mikrotik] > ip route print
Tes Ping ke Gateway untuk memastikan
konfigurasi sudah benar
[admin@Mikrotik] > ping 202.159.xx.xxx
202.159.xx.xxx 64 byte ping: ttl=64 time<1 ms
202.159.xx.xxx 64 byte ping: ttl=64 time<1 ms
2 packets transmitted, 2 packets received, 0% packet loss
round-trip min/avg/max = 0/0.0/0 ms
NAT (Network Address Translation)
Bentuk Perintah Konfigurasi
ip firewall nat add chain=srcnat action=masquerade out-inteface={Ethernet yang
langsung terhubung ke Internet atau Public}
Setup Masquerading, Jika Mikrotik akan kita pergunakan sebagai gateway server
maka agar client komputer pada network dapat terkoneksi ke internet perlu kita
masquerading.
[admin@Mikrotik] > ip firewall
nat add chain=srcnat out-interface=ether1 action=masquerade
Melihat konfigurasi Masquerading
[admin@Mikrotik] ip firewall nat print
Flags: X – disabled, I – invalid, D – dynamic
0 chain=srcnat out-interface=Public action=masquerade
Name server
Bentuk Perintah Konfigurasi
ip dns set primary-dns={dns pertama} secondary-dns={dns ke dua}
Setup DNS pada Mikrotik Routers, misalkan DNS dengan Ip Addressnya Primary =
202.159.xx.x, Secondary = 202.159.xx.x
Sebenarnya kita sudah cukup menggunakan Primary DNS nya saja. Tetapi jika Anda
ingin menggunakan keduanya, tidak masalah.
[admin@Mikrotik] > ip dns set
primary-dns=202.159.xx.x allow-remote-requests=yes
[admin@Mikrotik] > ip dns set secondary-dns=202.159.xx.x
allow-remote-requests=yes
Melihat konfigurasi DNS
[admin@Mikrotik] > ip dns print
primary-dns: 202.159.xx.x
secondary-dns: 202.159.xx.x
allow-remote-requests: no
cache-size: 2048KiB
cache-max-ttl: 1w
cache-used: 16KiB
Tes untuk akses domain, misalnya
dengan ping nama domain
[admin@Mikrotik] > ping google.com
Jika sudah berhasil reply berarti
seting DNS sudah benar.
Setelah langkah ini bisa dilakukan pemeriksaan untuk koneksi dari jaringan
local bisa kita mulai.
DHCP Server
DHCP merupakan singkatan dari Dynamic Host Configuration Protocol, yaitu suatu
program yang memungkinkan pengaturan IP Address di dalam sebuah jaringan
dilakukan terpusat di server, sehingga PC Client tidak perlu melakukan
konfigurasi IP Addres secara manual.
untuk melakukan pengalamatan ip address untuk client.
Bentuk perintah konfigurasi
ip dhcp-server setup
dhcp server interface = { interface yang digunakan }
dhcp server space = { network yang akan di dhcp }
gateway for dhcp network = { ip gateway }
address to give out = { range ip address }
dns servers = { name server }
lease time = { waktu sewa yang diberikan }
Jika kita menginginkan client mendapatkan IP address secara otomatis maka perlu
kita setup dhcp server pada Mikrotik. Berikut langkah-langkahnya :
Menambahkan IP address pool
[admin@Mikrotik] > /ip pool add name=dhcp-pool
ranges=192.168.0.1-192.168.0.30
Menambahkan DHCP Network dan
gatewaynya yang akan didistribusikan ke client
Pada contoh ini networknya adalah 192.168.0.0/27 dan gatewaynya 192.168.0.30
[admin@Mikrotik] > /ip dhcp-server network add address=192.168.0.0/27
gateway=192.168.0.30 dns-server=192.168.0.30
Tambahkan DHCP Server ( pada contoh
ini dhcp diterapkan pada interface Local )
[admin@Mikrotik] > /ip dhcp-server add interface=ether2
address-pool=dhcp-pool
Melihat status DHCP server
[admin@Mikrotik] > ip dhcp-server print
Flags: X – disabled, I – invalid
# NAME INTERFACE RELAY ADDRESS-POOL LEASE-TIME ADD-ARP
0 dhcp1 ether2
Oiya, perlu saya ingatkan, Jika yang
muncul adalah Tanda X yang menyatakan bahwa DHCP server belum enable maka perlu
kita enablekan terlebih dahulu. Tetapi jika keluar sesuai dengan contoh di atas
berarti otomatis DHCP nya sudah aktif.
Enable dhcp server
[admin@Mikrotik] > /ip dhcp-server enable 0
Kemudian untuk memastikannya cek kembali dhcp-servernya dengan melihat status
DHCP servernya, jika tanda X sudah tidak ada berarti sudah aktif.
Selamat Mencoba, semoga membantu.